etnic



Malang, 30 November 2008


Kasyaf, di Teluk Titipan


Saat ini, aku tidak hanya berdua dengan Inaq. Banyak pula yang mengiringi kepulanganku, seperti ketika aku datang. Para simpatisan, dari LSM maupun dari Departemen Agama. Perjalanan pulangku ini eksklusif, dikawal tujuh ikhwan berjanggut tebal, laskar jihad yang siap mati konyol setiap saat demi apa saja. Kami diperlakukan seperti Al Capone saat dipindahkan ke penjara Alcatraz. Aku dianggapnya bom waktu yang setiap saat akan meledak. Aku bersumpah, kami bukan pembunuh berdarah dingin. Kami hanya keluarga dari Bapakku. Aku tegaskan lagi, aku anak dari seorang pahlawan. Mulai dari Lapas Nusa Kambangan kecurigaan terus menyoroti setiap depa langkahku ketika mengiring sesosok jenazah. Persoalan ini membuat kepala kami serasa tertindih berton-ton batu. Aku berharap ini mimpi, tak pernah terjadi. Di setiap pelabuhan penyebrangan, para wartawan menunggu kami, mengambil gambar dan bertanya macam-macam. Sepatah kata kami tidak berbicara. Seperti selebriti saja mereka memperlakukan kami. Kami jadi makanan empuk. Yang tidak tahu etika, mereka seperti leak1 saja yang memakanan darah dan daging manusia. Mereka kanibal, mengumbar aib saudaranya. Mereka akan datang! Sungguh, mereka telah datang! Bukan, bukan, bukan! Mereka menunggu kami. Kamilah yang datang pada mereka. Kehadiran kami bersama sesosok mayat ini, menyulut sisa-sisa dendam yang tak kunjung mereda. Aku dan inaq memilih di dalam bus bersama ikhwan simpatisan daripada di dalam mobil jenazah. Aku tangkap gundah di wajah murung para mujahid ini. Lama sekali bus kami menunggu kapal-kapal bongkar muat bergantian. Aku harap perjalanan ini tidak pernah berakhir, sekalipun akan sampai ke baithi jannati kami di Lombok Tengah. Aura mistis pulau dewata terasa mendidih, gunung Batur tak lagi bersahabat. Di Gilimanuk beberapa orang berbondong-bondong mendatangi kami. Merekalah yang kami maksud. Bukan untuk berbela sungkawa. Tapi, untuk sekedar melampiaskan kepedihan hati mereka yang egois. Mungkin atas kematian istri, kematian anak atau sanak saudaranya. Meraka mencari sesajen berupa kambing hitam untuk tumbal kemarahan, pembalasan dendam. Anak dan istri pelaku pembomanlah orangnya. Aku dan Inaq. Bus kami berhenti. lebih tepatnya diberhentikan. Aku terkesiap, menatap wajah teduh Inaq yang membenarkan posisi jilbabnya, Ia terlihat gusar. Gerombolan itu menggerayangi bus kami. Ricuh. Mereka tidak tahu. Hatiku juga hancur dalam kesedihan, belum puaskah mereka? Bukankah Bapakku sudah dihukum mati? Sungguh, aku tidak mencari-cari pembenaran. Semua itu akibat penyakit kasyaf2 yang diderita Bapak. Bapak bukanlah Imam Abu Hanifah yang tahan dengan wabah mujahid ini. Salahkan itu, Bli! Para ahli tasawuf sering menerimanya sebagai hasil mujahadah. Sebagian orang mengatakan kasyaf itu sebagai penyakit. Aku menganggapnya begitu. Aku tahu betul tragedi Gereja-gereja di Mataram karena benda pemusnah itu. Dosa-dosa yang tampak nyata melatar belakangi tindakan anarkis Bapak dan laskar jihad jaringannya. Aku pernah melihatnya. Seukuran telpon saja. Aku tahu itu bom. Aku menggenggam erat tangan Inaq. Kerutan di wajah Inaq tampak jelas setelah kehilangan itu. Aku mencoba sebisaku untuk terlihat tegar seperti beliau. Bathin kami lelah. Ada pesan tertulis, kami mendapat peringatan dari pihak Syahbandar Gilimanuk. Banyak wartawan disana-sini. Ratusan orang yang tidak jelas meramaikan pemandangan di luar sana.Teli…! Cicing…! Naskleng…! mati kau…! anak pembunuh…! ku bunuh kau…!” seribu sumpah serapah mereka memekakkan gendang telinga. Aku melihat kemarahan yang memuncak di wajah Bli Wayan dan kroninya. Bus memasuki kapal Ferry, ternyata mereka sudah disana. Tanpa debat. Tinjunya sukses dengan keras menghujam wajahku. Aku pusing sekali. Aku pasrah melihat tetes demi tetes darahku. Suasana bertambah gaduh. Inaq panik lalu sontak beristigfar dengan suara parau, Ia bershalawat berulang-ulang. Beberapa pengawal ikhwan mencoba melerai, tapi para holigan itu terlalu banyak. Aku beringsut mendekap Inaq, berteriak-teriak meminta perlindungan. Untung saja ada beberapa Polisi pelabuhan dan para pecalang3. Kalau tidak, aku tidak tahu. Aku menghawatirkan perempuan tua yang melahirkan aku ini saja.Baru di dalam bus Inaq bisa menyeka darahku. Aman sudah. Kami kembali beristirahat. Menuju Pelabuhan Padang Bay berikutnya. Aku tertidur di pangkuan Inaq. Bus melaju pelan, aku sempat memperhatikan peluh Inaq meresap di jilbab hijau tosca pemberian Bapak saat aku lulus Aliyah setahun lalu. Inaq tertidur. Pelan aku buka tabir bus mencari cahaya siang. Aku buka lipatan secarik kertas di dalam kantong celana bolongku. Aku membacanya perlahan. Parte bin Kalid YTH. Terune Gagahku. esatriaku. Kita memang belum sempat bertemu. Setahun ini. Bapak tersiksa karena jauh darimu, nak. Tapi, jangan sedih, jangan menangis. Kuatkan dirimu. Wasiat Bapak: Tegakkan syahadatmu, Islam sudah terlihat aneh kembali oleh dosa-dosa manusia. Kubur jasad pinjaman Bapak ini dengan layak…lanjutkan tugas kekhalifahan. Jalani perkara-perkara abadi: berilmu, beramal dan sebagai anak sholeh. Untuk Bapak.


Kuat aku membendung desiran air di dalam mataku agar tidak meleleh. Mataku mulai berkaca-kaca. Tiba-tiba telapak tangan kasar dan kukenal menyentuh pundakku. Aku tersadar dari bayang-bayang Bapak.


“Ate, sudahlah nak, jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu. Hidup di dunia ibarat kapal yang sekedar singgah di sebuah pulau untuk mencari bekal. Lalu akan berlayar kembali ke negeri yang kekal abadi. Akhirat.” Sabda Inaq dengan linangan kering air mata. Ia kembali menikmati tangisnya dengan mata terpejam.


Kapal Ferry merapat ke Pelabuhan Lembar. Bus kembali melaju. Aku membuka tirai, ada wajah-wajah asli yang aku kenal. Aku mengerti ikhwal keramaian di tanah lapang itu. Orang-orang Suku Sasak Lombok sedang menggelar tradisi adat keras mereka. Presean.


Islam sudah melembaga disini jauh sebelum Alfred Russel Wallace4 berpendapat hukum kami tidak berprikemanusiaan. Ada kesamaan dari jejeran tiga kepulauan; Bali, Lombok dan Sumbawa. Tradisi perang seperti itu; perang tandan, presean dan karaci. Pertarungan baku hantam dengan rotan dan perisai. Pertarungan ini bersifat permainan, atau semacam pembuktikan kekuatan dan keberanian. Latihan perang untuk areal laki-laki sejati.


Jogang’. Aku teringat kisah pemuda yang dianggap gila. Setahun lalu Ia bermain presean hingga tak kenal menyerah. Tidak peduli setangguh apapun pepadu yang dihadapinya. Dia malah ingin mengukir seratus luka di tubuhnya. Seratus kali cambukan, seratus tanda sudah.


....


baca selengkapnya di FLP kumcer "aku ingin melukis wajahmu" nantikan launchingnya 22 Maret 2009 di kampus UM. beli bukunya ya?




~tutuq ulet~

etnic
Khasanah Nusantara tercinta diantartanya kekayaan alam dan kebudayaan yang di ikat dengan menyatunya masyarakat yang majemuk. Negeri maritim dengan ribuan kepulauan menambah harum jamrud khatulistiwanya. Perairan yang menjorok ke daratan menghadirkan berkah.
Bagi warga pesisir, di Desa Teluk Santong yang terletak di kepulauan Nusa Tenggara Barat, dua hal di atas menghadirkan cerita sendiri. Selain barada di daerah pesisir teluk pulau “Sabalong Samalewa” Sumbawa. Tambang PT. NTT (Newmounth Nusa Tenggara) penghasil uranium, batu hijau dan emas ini layak diperhitungkan sebagai kekayaan alam yang luar biasa, Desa ini juga sebagai tempat produsen ikan yang melimpah.
Walaupun Desa yang di kelilingi gunung dan bukit ini memiliki jumlah kepala keluarga terhitung empat ratusan, tapi desa ini diisi oleh masyarakat dari berbagai macam suku bangsa yang tersebar di Nusantara.
Di wilayah seluas 1.700 x 1000 m2 ini, bersatu; suku-suku asli Samawa Sumbawa, satu rumpun dari daerah Bima yang disebut suku Mbojo, ada pula Suku Bajo terkenal nomaden yang menetap disana, suku Selayar yang minoritas, banyak suku dari Sulawesi seperti Minahasa, Suku Sanger, Suku Bone, Suku Tator, paling banyak adalah Suku Bugis, ada satu-dua dari Suku Tolaki dan Suku Muna. Tidak ketinggalan Suku Sasak dari pulau tetangga Lombok, ada juga orang-orang beragama hindu dari pulau Bali sebagai pedagang buah, pendatang dari Jawa yang mengadu nasib sebagai pedagang sayur atau bakso, Bangsa Tiong Hwa menetap sebagai pedagang dan pengusaha tambak udang. Ada juga warga berkulit hitam dari Papua. Bahasa yang digunakan bilingual tapi lebih dominan menggunakan bahasa Samawa dan bahasa Bugis selain bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Semuanya hidup rukun dan damai dengan kearifan tradisi masing-masing. Tidak pernah ada perkelahian dan perpecahan. Walau beragama; Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. semua saling menghormati dan bertoleransi melebur menjadi masyarakat yang cinta damai.
Hampir seratus persen penduduk Desa Teluk Santong, hidup dari hasil laut. Sisanya dari beternak sapi, kerbau, kambing dan yang cukup terkenal dengan kuda Sumbawanya. Juga dari kegiatan bertani jagung dan padi menjadi primadona jika air laut kadang tidak bersahabat, atau ketika terang bulan.
Ketika terang bulan, air laut menjadi surut dan ikan cukup sulit untuk dijaring. Tapi dengan momen itu banyak warga yang turun ke laut dangkal dengan telanjang kaki, bermodal lampu petromaks untuk mencari bukang/kepiting, rajungan dan tripang. Komoditi tripang dan rajungan tidak hanya dagingnya akan tetapi nilai jual cangkangnya cukup tinggi untuk bahan kosmetik.
Ketika angin barat berhembus kencang awal-awal bulan Oktober menjadi pesta para nelayan di tengah lautan, pasalnya koloni ubur-ubur bergerombol untuk mencari daerah berombak relatif kecil, yaitu di daerah teluk. Nelayan hanya bermodal perahu dan jaring kecil saja, dan penghasilan dari menangkap ubur-ubur ini selain mudah juga harganya sangat mahal. Rp.150.000,- per basket (per-tiga puluh kilo). Para pengumpul berkebangsaan Tiong Hwa memborong semua hasil tangkapan ubur-ubur selanjutnya di ekspor ke Cina sebagai bahan obat.
Krisis global 3F (food, fuel, financial), tingginya harga BBM terutama solar, dan tidak sesuainya harga minyak dipasaran dirasakan oleh semua nelayan, ada yang kehilangan mata pencahariaanya. Tapi hal itu tidak menyurutkan tekad para nelayan untuk meraup rezeki di laut demi kebutuhan keluarga tercinta.
Banyak cara diusahakan menangkap ikan. Rata-rata sampan nelayan bermesin 30 PK dan berdiameter 8x3 meter. Setelah menebar jaring, biasanya nelayan sambil melepas kail pancingan tanpa tuas, cara ini sering strike ikan-ikan besar seperti Jangan (ikan) bou, pakek/hiu, pari, sidar/marlin dsb.
Dikenal metode ocor atau dengan jaring spanjang seratus meter, bagang mencapai panjang satu kilo, menjaring ikan sambil menjalankan sampan di sebut dendreng, pancing naber ini biasanya menggunakan mata pancingan seratus lebih. Ada juga yang kuat dan berani menyelam hingga beberapa meter ke dalam dan menembak ikan besar dengan panah. Suku Bajo ahli menangkap ikan permukaan dengan tombak, metode ini disebut pokeq.
Sekitar abad ke-16 pedagang dari Cina menjadikan desa ini tempat berlabuh, terbukti dengan di temukannya barang-barang peninggalan dinasti Cina berupa guci keramik, mangkuk dsb. Benda-benda sejarah itu kini dilindungi dan dikuasai pemerintah.
Pendatang dari luar daerah dan luar pulau yang sengaja datang ke Teluk Santong untuk memuskan hoby memancing mereka. Daerah teluk santong sudah dikenal para pemancing yang telah memberikan kepuasan oleh tangkapan-tangkapan ikan yang besar dan banyak.
Tidak jauh dari bibir pantai banyak keramba-keramba, ditanam rumput laut. Tidak sulit, hanya dengan memberi tali di tonda/pelampung dan mengikatkan batang rumput laut. panen biasanya dilakukan satu bulan sekali, hasilnya juga menggiurkan.
Sepanjang garis pantai, hutan mangrove terlihat sangat rimbun. Selain mencegah abrasi, hutan mangrove yang sengaja di tanam atas kesadaran warga akan pentingnya bakau juga dapat sebagai tempat hidup dan bekembang biaknya biota laut. Juga tempat bersarangnya spesies burung yang langka seperti punglor, jalak, perkutut hingga elang.
Daerah pesisir yang berpasir juga sebagian digunakan pengusaha Tiong Hwa maupun warga lainnya untuk membuat tambak udang berjenis super, hasil udang ini cukup memenuhi pasar Nusa Tenggara Barat bahkan hingga ke pulau Bali.
Kegiatan lain yang menarik adalah berburu aiq aning (madu lebah) juga menjadi penghasilan mingguan, berburu madu lebah tergolong cukup sulit, mendaki dan menyisir setiap gunung untuk mendapatkannya. Tanpa keahlian dan keberanian sulit berhasil mendapatkan madu, justru akan beresiko tersengat ribuan lebah, nyawa pun melayang. Banyak ditemukan ular berbisa yang mengancam nyawa pemburu. Tapi hasilnya merek madu Sumbawa sudah menembus pasar internasional hingga ke Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia.
Rumah-rumah warga hampir semua berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu. Jarang di temukan rumah dari besi atau campuran semen, karena akan cepat lapuk dan berkarat dimakan air laut. Jika air pasang akan mencapai ketinggian dua meter dari tanah tempat berdirinya pondasi kayu.
Sangat jarang sekali prosesi pernikahan di jumpai, terhitung satu tahun paling sering ada dua pasangan yang melangsungkan pernikahan. Selain menelan biaya yang tidak sedikit juga karena tradisi Sumbawa yang dikenal “menikah satu kali sampai mati.” Rasa solidaritas yang tinggi, warga pun berduyun-duyun datang tanpa diundang untuk membantu, mulai dari mencari kayu di hutan sampai menyebrang ke pulau-pulau kecil. Ada yang menyumbangkan ternak kambing, hasil tangkapan ikan, hingga induk kerbau yang sangat besar sebagai santapan tetamu desa dan dari desa lain.
Angin semilir berhembus segar mendamaikan jiwa. Saat libur sekolah di hari minggu yang cerah, di pagi hari tersenyum diufuk timur semburat cahaya matahari pagi yang indah menguning. Anak-anak keturunan, dari berbagai macam etnik memadati dermaga. Bermain bersama teman sebayanya tanpa rasa berbeda; memancing ikan, setelah puas memancing semuanya terjun dari dermaga, mandi di laut. Keceriaan anak multi entik ini terbias dari kulitnya yang hitam, gigi putih dan tawa mereka yang akrab dengan panas suasana pesisir pantai, di perairan yang menjorok ke daratan, menjadi kekayaan bumi pertiwi tercinta.
Referensi untuk anda yang gemar memancing dan melancong, menyaksikan rasa Bhineka Tunggal Ika yang erat, ingin lebih dekat dengan alam. Datang saja ke Desa Teluk Santong
etnic
Hampir seluruh organisme di dunia ini membutuhkan air. Sebagian besar permukaan bumi terdiri dari perairan. Bahkan struktur biologis manusia 70% adalah terdiri dari air. Air merupakan salah satu rahmat allah kepada manusia. Manusia tidak bisa hidup tanpa rahmat dari Allah berupa air. Manusia bisa bertahan hidup 9 hari tanpa makan, tapi hanya butuh 4 hari manusia untuk mati jika tidak ada asupan air ke tubuhnya.
Kita mungkin tahu seorang profesor dari jepang Masaru Emoto. Seorang pakar tentang air, ia menunjukkan hasil kajiannya mengenai air. Ia mengambil sampel air dari berbagai sumber antara lain; sungai, laut, mata air pegunungan hingga air zam-zam di Arab. Setelah difoto dan di zoom out dalam slide melalui LCD projector, tampak pancaran berbagai-bagai rupa bentuk susunan molekul-molekul air tersebut. Sesuai kondisi airnya, ada yang seperti kristal yang berkilauan, sangat indah. Satu rupa bentuk molekul air zam-zam yang tersusun cantik berupa seperti berlian bersegi banyak, bersinar-sinar dan sinarannya mengeluarkan warna-warna yang menarik melebihi 12 warna
Hal ini membuktikan air merupakan benda hidup yang juga memiliki pengaruh secara naluriah dari alamnya. Air bisa di beri perintah, dapat menyerupai bentuk apa yang di sebutkan. Kita mungkin kurang percaya pada dukun, tapi dukun mengerti kegunaan air dengan sedikit mantra, dapat memerintah air untuk melihat objek wajah orang.
Sejak zaman dahulu, air digunakan sebagai media penyembuhan. Oleh nenek moyang kita dibacakan doa lalu di semburkan ke tubuh penderita sakit atau diminumkan. Secara ilmiah diteliti, air merupakan media penghantar energi-energi positif dari doa yang dibacakan tadi.
Seorang ulama dari malaysia mengatakan: "jika hendak air itu merasa manis maka masukkanlah gula, jika hendak air itu berwarna maka masukkanlah pewarna dan jika hendak air itu mulia maka masukanlah ayat-ayat yang mulia kepadanya".
Air Bisa di beri perintah, bahkan dalam hal ini menurut Rasulullah, air merupakan penyampai pesan. Kita biasa mengkonsumsi air, sesuai saran kesehatan. Tapi jarang memperhatikan sopan santun dalam meminumnya.
Rasulullah menggambarkan meminum air sembari berdiri merupakan hal keji, Rasulullah pernah menegur salah satu sahabatnya ketika minum air dari kendi langsung. Untuk itu minumlah air sambil duduk, dari tangan kanan, dari wadah sendiri. Utamakan sebelumnya membaca doa, minimal membaca “bismillahirrohmanirrohiem” barulah...glek...glek...glek... Ahhhh....
etnic
Menjelajah tanah jawa, menyediakan ratusan bahkan ribuan tempat wisata. Sebut saja wisata Wali Songo yang cukup digandrungi masyarakat yang ingin lebih mengenal sejarah, kebudayaan dan merasakan berkesannya pengalaman spiritual, dengan berziarah kubur ke makam orang-orang yang terkenal dekat dengan sang khalik itu. Tujuannya bermacam-macam, tapi untuk mengambil berkat dari penghuni kubur menjadi alasan yang lumrah.
Penemuan balung buto (sebutan masyarakat) atau homo erectus di Desa Sangiran di Jawa Tengah, oleh Von Koenigswald tahun 1936 membuat Desa Sangiran dimasukkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO. Menjadi salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs manusia purba di Desa Sangiran meraup income dari kerangka tulang-tulang fosil dengan menjadikan lokasi tersebut alternatif wisata.
Setelah ziarah kubur dari kota Blitar, makam Khulafa’ Arrasyidin Soekarno, mantan orang nomor satu di Indonesia. Saya beranjak ke wilayah timur Indonesia, perjalanan menuju pulau Lombok. Saya singgah di pulau dewata, Bali. Berbicara wisata di tempat berjuluk paradise island ini tidak akan ada habisnya, karena mata dunia tertuju disini. Adalah sebuah wisata yang tidak serta merta menyuguhkan kesenangan semata, tapi juga kengerian dan ketakutan. Tempat yang sangat angker. Disebuah desa bernama Terunyan, di desa ini tulang-belulang manusia berserakan bagai dedaunan yang jatuh dari pohon.
Tidak terlepas dari tradisi dan kepercayaan nenek moyang. Warga Terunyan tidak mengubur atau meng-aben (membakar/kremasi) jasad warga desanya yang meninggal. Akan tetapi di letakkan begitu saja di atas tanah. Dengan di beri tudung anyaman bambu, untuk melindungi dari gangguan binatang, seperti anjing. Anehnya mayat yang disemayamkan disana tidak mengeluarkan bau busuk sedikitpun, hanya bau kembang dan asap menyan yang menyengat.
Pohon beringin yang rimbun menambah angker suasana dan pohon-pohon besar lainnya, dipercaya menyerap bau dari jasad yang membusuk tersebut. Pemandangan ini lantas menarik para wisatawan asing maupun domestik untuk datang merasakan kengerian dari serakan tulang-belulang tadi.
Saya melanjutkan perjalanan, pulang menuju pulau Lombok. Hal serupa juga di sediakan di pulau seribu masjid ini. Saya berwisata ke daerah selatan, di Desa Rambitan. Ziarah makam Syarif Abdullah atau lebih dikenal Wali Nyato’ (Nyata).
Sore yang cerah, saya tiba di masjid kuno Rambitan yang di bangun sang wali. Peninggalan beliau berupa lembar-lembar kitab suci Al-Quran bertulis tinta emas, gante kuda, dll. Arsitek kuno abad 16 ini tidak lapuk oleh masa, dibiarkan lestari dan alami. Beratap ilalang tua, bertiang kayu kopang dengan sisipan bambu, lantainya pun dari tanah.
Uniknya, masjid yang berukuran 7,8 m x 7,6 m ini memiliki pintu masuk yang sangat kecil. Sehingga memasuki masjid kuno ini harus menundukkan badan hingga mencium dengkul. Sebuah filosofi dari rasa tawaddu (tunduk) ketika menghadap sang raja diraja, penguasa alam.
Selepas sholat isya, pukul 22 malam saya dan empat kawan saya melanjutkan perjalanan sepanjang 1 kilo dari masjid kuno menuju makam sang wali yang hanya boleh diziarahi pada hari Rabu saja. Angin dingin dan gelap malam yang disirami redup sinar bulan menambah getaran hati. Kami singgah perenungan di berugaq untuk menunggu hujan reda, juga menunggu tengah malam (hari rabu).
Makna makam berbeda dengan kuburan. Tidak harus jasad kasar tertanam, akan tetapi makam bisa berarti beliau menghilang ditempat ini. Begitulah kekeramatan tempat ini. Sang Wali terkenal sangat wara’ dan zuhud. Apakah sifat utama yang menjadi kelebihan ini dapat kami ambil berkatnya?
Menurut hemat saya; Gelas yang saya pegang saat ini, hingga puluhan tahun kedepan, masih melekat energi-energi tubuh saya. Secara meta fisik, jika kita berziarah kubur. Jasad yang tertanam di dalamnya pun masih tersimpan energi-energi empunya. Hal inilah lebihnya berziarah kubur, menjadi rujukan untuk pengambilan berkat di makam ini.
Menurut penuturan orang yang sering ziarah di makam Nyato’. Sering terjadi keanehan-keanehan; seperti cahaya yang terang benderang memancar dari lokasi makam, bagi peziarah yang khusu’ akan mendengar bisikan-bisikan ghaib berupa nasihat, langsung ataupun melalui mimpi. Sering adanya penampakan-penampakan; keris emas, dsb. Juga bisa ditemui secara nyata, langsung oleh sang wali (face to face).
Pukul 00.00 saya dan teman-teman berjalan menuju makam. Di tengah pekuburan dan makam yang sangat gelap, butir-butir hujan tak lagi berjatuhan dari langit, dingin pun menusuk-nusuk tulang, membuat bulu roma kami setiap detik berdiri. Rasa ngeri, tenang, damai campur aduk. Hanya sinar bulan tanggal enam bulan syawal berupa tandan tua yang menemani langkah kami.
Hujan mereda, suasana tetap sunyi, kami bersimpuh di atas bebatuan makam, sembari membacakan ayat-ayat suci al quran yang kami hafal lalu dzikir-dzikir dan memanjatkan doa kepada sang penguasa alam. Kami tenggelam dalam alam tawassul yang begitu mendamaikan jiwa, sangat menyenangkan.
Saya benar-benar merasakan begitu rendah dan tidak berharganya dunia ini. Dipenuhi orang-orang hina, terkutuk, kecuali yang senantiasa ingat akan Allah SWT. Tuhan semesta alam. Saya ber-tawassul agar di tunjukkan rahasia cerita dari Rasulullah yang beliau (Wali Nyato’) simpan.
Beliau berfatwa secara ghaib. “Rasulullah ketika menyendiri, beliau sesempurna-sempurnanya menyendiri, ketika bergaul Rasulullah sesempurna-sempurnya bergaul. Ketika berdoa Rasulullah sesempurna-sempurnanya berdoa. Rasulullah berat meninggalkan dunia jika meninggalkan umatnya dalam keadaan jauh dari Allah. Sesempurna-sempurnanya rasa sakit saat sakaratul maut ummatnya, kita. Rasulullah juga ikut menanggung, membagi rasa sakit kita. Saat Rasulullah sakaratul maut pun ‘ummati, ummati, ummati.’ lagi-lagi kita ummatnya yang dicintai yang beliau ingat. Hari dan orang pertama kali dibangkitkan yang pertama ditanyakan Rasulullah adalah kita, ummatnya ‘bagaimana keadaan ummatku?’ Maka, bagaimana cintamu pada dunia yang hina dan tidak ada harganya ini mengalahkan cintamu pada Rasulullah…?” sembari menangis, Ia lalu membaca ayat-ayat suci Al-Quran (attaubah 128)
etnic

BANNA NIHAYAL INTIHAN namanya, lahir 15 maret 2008. Banna panggilannya. dia adalah keponakanku yang pertama. bahkan kakakku tidak aku izinkan memberinya nama. hehe...aku yang memberinya nama BANNA NIHAYAL INTIHAN yang berarti "membina". Ba dari huruf hijaiyyah, Ba inti sari dari kalimat bismillah, bismillah inti sari dari al fatihah, al fatihah inti sari dari al quran, al qur an inti sari dari firman Allah SWT. nama adalah doa mudah-mudahan Banna berakhlak Al Quran dan dapat membina, kelak. amin.
etnic

Apakah kawin lari sebagai terobosan dari jalan buntu? Apakah kawin lari merupakan tindakan kenekatan yang penuh dosa? Atau langkah yang mencerminkan kebijaksanaan adalah dalam penyelesaian konflik sosial dalam masyarakat? Apakah rasa cinta melenyapkan rasa takut? Atau adat sejak dahulu sudah melatih para pemuda-pemudi untuk berani mengambil resiko?
Dimasa lalu, kawin lari bisa berakhir dengan kematian. Tapi inikah langkah cinta yang bisa ditempuh pasangan muda-mudi untuk meneruskan tugas kekhalifahan. Tapi apakah dengan jalan kawin lari? Bukankah satu kebaikan akan lebih baik dilakukan dengan jalan kebaikan pula?
Adat menyediakan solusi. “ngerangkat” atau “ngerorot”, orang Bali menyebutnya untuk menghindari upacara adat yang menelan biaya yang tidak sedikit. Sementara bangsa Bugis (makasar) menyebutnya “selariang”. Suku Sasak sebagai penduduk pulau Lombok memberikan nama “merariq”. Adalah membawa lari calon istri untuk di kawini.
Lalu para pemuda yang kebelet nikah itu berhasil melabuhkan cinta dengan restu adat. Demikianlah kawin lari, tidaklah selalu mengerikan. Karena adat menciptakan kawin lari sebagai pemecahan jalan yang sudah buntu. Dengan memenuhi beberapa ketentuan, cinta yang gagal tetap bisa diafdholkan.
Alasan utama kawin lari, umumnya karena orang tua yang tidak menerima sang calon menantu. Itu karena orang tua sangat selektif terhadap pendamping anaknya. Karena akan menentukan kehidupan di masa depan.
Alasan yang lazim adalah perbedaan status sosial, ini terasa pada masyarakat yang menganut garis bapak yang punya lapis sosial ketat. Tidak mudah mempersunting gadis keturunan bangsawan kalau tidak sesama keturunan bangsawan. Terpaksalah kawin lari.
Seorang perempuan bangsawan Sasak Lombok ‘menak’ tidak boleh menikah dengan laki-laki dari golongan kebanyakan atau ‘kawula’. Menak adalah orang-orang yang bergelar ‘raden’ dan ‘lalu’. Dibeberapa tempat ada pula sebutan ‘bape’ atau ‘puling’. Status ini jelas berbeda dengan golongan kebanyakan ‘kawula’ atau ‘jajar karang’.
Hingga tahun lima puluhan, jika ada yang nekat melanggar ‘pendosa’ pelanggar tabu ini akan divonis dengan sebutan ‘tesilong’ atau diusir keluar kampung. Zaman sekarang pun pengusiran ringan, dikucilkan keluarga, anak bangsawan akan ditendang dari daftar keluarga masih saja terjadi. Itu bila pengantin laki-laki kalah status. Tindakan memutuskan tali silaturrahim semacam ini sangat di murkai agama.
Dimasa lampau ‘pendosa’ atau yang melanggar, tidak punya cukup waktu untuk bersedih hati, karena masyarakat langsung menjatuhkan hukuman mati. Kadang dengan cara yang tragis dan dramatis dengan melemparkan keduanya ke laut atau tengah sungai yang dihuni buaya-buaya lapar.
Masyarakat Lombok mengenal apa yang disebut ‘merariq’. Biasanya Orang tua si gadis tidak menghalangi anak gadisnya dibawa ‘merariq’ malah justru merekalah yang mengotakinya. Namun ada pula sebagian orang tua yang tidak tahu dan tidak menyetujui, dan ingin anaknya ‘bebelas’ atau dipisahkan.
Masyarakat Sasak sangat sulit menerima laki-laki ‘luar’ sebagai menantu, biasanya mereka menjodohkan anak gadis mereka dengan keponakannya. Maka jika terjadi situasi seperti ini, tidak ada pilihan lain bagi seorang pemuda baik sama-sama dari golongan ‘menak’ maupun dari golongan ‘kawula’ selain membawa gadis impiannya. Disinilah ritual ‘merariq’ tersebut dilaksanakan sebagai solusi.
Pelarian disini tidak lagi menjadi kisah yang pahit. Terkadang jika seorang gadis sudah diinginkan oleh sepupu-sepupunya sendiri, hal ini tentu dapat mengakibatkan perpecahan keluarga. Tidak ada pilihan lain bagi sang ayah selain mempersilakan anak gadisnya untuk ‘merariq’ dengan laki-laki pilihannya sendiri. Yang lain harus sportif menerima kondisi ini. Sementara sang ayah berpura-pura tidak tahu.
Beberapa gadis lebih suka dibawa ‘merariq’ dari pada kawin biasa. Sehihgga setiap perkawinan dengan segala macam upacaranya dipatuhi oleh masyarakat. Si laki-laki membawa lari si gadis secara rahasia kerumah kerabat (bukan rumah orang tua) untuk menjaga nama baik kedua belah pihak dari fitnah (zina). Pantang sang perempuan dipulangkan apabila sudah dibawa merariq.
Sebagai dasar hukumnya, perkawinan akan sah apabila memenuhi tiga macam hukum: hukum agama, hukum negara dan hukum adat. Dalam pelaksanaannya ketiga macam hukum ini tidak dapat dipisahkan.
Mengenai hukum perkawinan negara, termaktub dalam undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 yang sekaligus termasuk dalam hukum agama, juga sudah memiliki ketegasan dalam pelaksanaan dan sanksinya.
Permasalahan adat dalam perkawinan suku Sasak dengan segala macam upacaranya: kedua calon pasutri ‘merariq’. Sang gadis dibawa lari laki-laki dengan niat untuk membina hubungan rumah tangga yang sah. Biasanya batas pelarian hanya tiga hari dari prosesi sejati/selabar.
Dilanjutkan melaksanakan sejati/selabar. Mesejati adalah sebagai laporan kepada perangkat desa (kades atau kadus) bahwa di desanya telah ada orang yang melakukan merariq untuk kemudian akan menjadi suami istri. Sedangkan selabar adalah menyebarkan kepada masyarakat bahwa telah merariqnya seorang laki-laki dengan seorang perempuan.
Tahap selanjutnya, adalah mengambil wali kepada pihak perempuan untuk diusahakan menjadi suami istri secara agama Islam. Meskipun soal ini tidak terpisahkan dalam tahapan pelaksanaan adat, namun pelaksanaannya murni berdasarkan agama Islam dalam perkawinan adat Sasak. Karena suku Sasak telah lama bertransformasi menjadi agama Islam seutuhnya.
Mambaiat janji ini sebenarnya merupakan perundingan pihak keluarga mempelai laki-laki dan mempelai perempuan untuk menentukan, kapan penyelesaian adat dilaksanakan. Termasuk biaya yang diperlukan, karena dalam perhelatan itu akan melibatkan orang banyak baik keluarga kedua belah pihak.
Setelah segala hal disepakati, barulah ijab qobul di hadapan penghulu dilakukan, prosesi ini untuk kalangan terbatas pada keluarga, oknum adat, pemuka agama beserta saksi-saksi.
Selang beberapa lama, biasanya satu minggu dari ijab qobul, barulah diadakan ‘nyongkolan’ atau iring-iringan pengantin dari rumah mempelai laki-laki menuju rumah mempelai perempuan. Prosesi puncak ini sangat digandrungi semua kalangan masyarakat.
Biasanya semua warga tumpah ke jalan menyaksikan prosesi nyongkolan ini. Masyarakat bersuka cita menyambut pengantin baru. Iring-iringan pengantin bisa mencapai ratusan orang yang dirias cantik dan gagah dengan balutan pakaian adat, diiringi meriahnya tabuhan gendang beleq hingga dua barungan (kelompok).
Dari gerbang rumah mempelai perempuan sudah siap penyambut berpakaian adat dengan tabuhan gendang beleq pula. Suasananya bertambah meriah dengan bertemunya dua kubu dentuman musik tradisional tersebut.
Baru setelah pengantin sampai di rumah mempelai perempuan. Secara simbolis pengantin melakukan sungkeman pada mertuanya, derai air mata sedih bercampur bahagia biasanya terlinang saat itu. Selanjutnya mempelai perempuan melangkahkan kakinya keluar pintu, bahwa ia talah resmi keluar dari rumah orang tuanya menuju rumah sang suami (pamitan). Prosesi ini disebut balik lampak nae/nyempalik.
Beru setelah malam hari, nyempalik kedua dilakukan. Hal ini lebih santai karena tidak membutuhkan pendamping atau prosesi adat seperti sebelumnya. Nyempalik malam ini, pengantin perempuan mencurahkan isi hati, harapan, dan meminta maaf pada kedua orang tuanya. Dan memohon untuk diikhlaskan membina keluarga dengan suaminya. Sekaligus membawa serta barang-barang miliknya berupa pakaian dsb. Kembali kerumah sang suami untuk membina rumah tangga baru yang sakinah mawaddah, warrahmah. Amin.
Demikianlah ‘merariq’ atau kawin lari dalam adat Sasak Lombok. Tidak selalu berkonotasi negatif. Bisa jadi kawin lari menjadi suatu kearifan tradisi, mencegah perpecahan dan konflik sosial. Agar manusia memiliki pegangan dan dasar-dasar etika sebagai puncak-puncak kebudayaan sebagai identitas bangsa yang berkarakter. Terarah pada kebaikan untuk hajat hidup manusia itu sendiri. Wallahua’lam.

Thaks to : Lalu Pangkat Ali, P-4. Kopang
~etnic~

etnic
etnic
TULIS SENDIRI FILM KAMU

Tulislah ide cerita dalam cerpen atau apa saja, lalu tulislah scenario filmnya. Sebuah cerita yang bagus dipersatukan dalam plot atau jalur cerita. cerita yang bagus bisa masuk akal jika: kebenaran yang lahiriah dapat terlihat. Kebenaran batin dari sifat manusia. Kemiripan artistik dari kebenaran. Sebuah cerita yang bagus adalah menarik, (pantas untuk ditonton) suspense, action atau gerak dll. harus sederhana sekaligus kompleks. Menahan diri dalam mengolah materi emosional. (maksudnya loh?)
Scenario adalah urutan acara yang akan direkam dan tergambar secara garis besar. Scenario dibagi-bagi menjadi scene-scene yang merupakan adegan atau bagian dari cerita secara utuh. Memang penggambarannya tidak detail, namun secara gamblang scenario seharusnya sudah bisa menggambarkan seluruh adegan di dalam alur cerita, mulai awal hingga bagian klimaks dan anti klimaks. Banyak pihak yang menyebut scenario sebagai lay out dari alur cerita yang menggambarkan pula berbagai karakter atau ciri khas setiap peran yang ada.
Scenario adalah induk dari shooting script, karena jika scenario di-breakdown akan terbentuk shooting script. Sebelum anda menikmati sebuah film dilayar kaca anda. Seorang produser akan mempersiapkan : budget produksi, perlengkapan produksi, kru prosuksi, sarana produksi dan proses produksinya. Setidaknya ada tiga proses yang dalam penggarapannya:
Pra produksi. Menyusun kru produksi, Rapat trilogy (produser,sutradara,penulis) untuk menggodok naskah, hunting lokasi, casting artis dan rehearsal. Juga di siapkan beberapa langkah-langkah penting untuk memudahkan proses pembuatan film. Persiapan alat : kamera, triport, lighting, clapper, make up, property, costum, dsb.
Pada saat Produksi dilakukan eksekusi pengambilan gambar. Dan ingat talent yang berbakat dan good looking mendukung suksesnya film anda.
Pasca produksi, seorang editor bekerja menyusun adegan sesuai shooting script, launching dsb.
Kenyataanya sangat gampang. Tapi bagi saya tidak segampang yang saya bayangkan. Banyak hal yang harus di kuasai seorang penulis scenario. Mulai dari alur cerita, gaya bercerita, penempatan konflik, unsur dramatic, tema, budget, efisiensi, movement dan bloking-bloking kamera sampai istilah-istilah penulisan scenario yang belum saya pelajari betul. Hingga talenta artis yang disukai penonton&dialog yang pas, cutting camera, continuity, property, setting lokasi. Ingat jangan sampai jumping/tidak sesuai. Masih banyak lagi, agar film yang anda tulis dan penonton akan berkata “wow, asyik” artinya film anda enak di tonton. Sukses.
Pada dasarnya mudah secara lay out tapi bagi saya Jadi seorang penulis scenario cukup susah, ide cerita yang original di tuntut untuk mempunyai theater of mind selangkah di depan seorang sutradara. Banyak hal yang harus di pikirkan dan dipertimbangkan. Lazimnya naskah scenario di tulis dengan font courier new, size 12. Spasi ganda. Perhatikan transisi (kode, istilah film) dan keterangan adegan. Nah hasil akhir dari jumlah sheet atau lembar dari scenario yang anda buat Bisa dijadikan patokan seorang produser untuk menentukan durasi film setelah di final draft. 30 sheet berarti durasi film 30 menit, tapi itu tidak tentu. Sebelum membaca naskah scenario, seorang produser akan membaca treatment film atau paling tidak synopsis film yang anda tulis.
Hal-hal yang saya jelaskan disini adalah hasil dari pengalaman saya saat menggarap film bleksip. Hanya bermodal handycam pinjaman dan kerja keras teman-teman Detak (Topx, Toy, Kinus, Yuli, Azam, Sita). Yang terinspirasi dari saya sendiri yang dulu diberi gelar “black sheep” oleh kakak saya. Karakter tiga tokohnya asli tapi fiktif tapi mirip tapi tak sama. Scenario yang saya buat ini sangat jauh dari sempurna, bukanlah bentuk baku scenario yang sering di pakai dunia perfilman. Tapi inilah scenario hasil karya saya sendiri (indie label), disamping saya masih belajar, harus dan banyak belajar. Jadi kalau ada kesalahan mohon dimaklumi ya?
Semoga ide cerita yang selama ini ada di kepala anda dapat anda tulis menjadi cerpen atau apa saja. Dan anda tuangkan menjadi skenario, syukur bisa menjadi sebuah film. Bentuk team yang solid buat film walau jalur indie. Gampang kok? Anak SMP aja bisa? Nah selamat berimajinasi dengan theater of mind anda dengan membaca skenario film karya adaptasi dari cerpen “blacksheep” saya. Seperti karya adaptasi Harry Potter by JK Rowling atau Ayat Ayat Cinta kang Abik dan Laskar pelanginya Andrea Hirata. Anda tentu mau sukses seperti mereka?
Kalau anda bisa membuat cerita, ditambah lagi bisa membuat scenario, apalagi memanage film anda, lebih hebat lagi jadi artisnya langsung (itu kalo ada bakat, narsis dan good looking), itu artinya anda lebih hebat dari ketiga tokoh di atas yang hanya menulis cerita. Iya kan?
Yakin anda bisa bikin cerita, tulis scenario, turun tangan jadi crew dan artis, film anda dilirik produser dan dijadikan rekan dalam filmnya. Putar otak sedikit, tinggal duduk dirumah minum kopi, tiba-tiba ada uang royalty jutaan rupiah parkir dekat cangkir kopi anda? Maunya sih gitu? Ayo menulis!?
Jadi ngelantur? Oh ya, sekedar informasi. Film bleksip ini nomine Film Terbaik & Film Favorit Penonton Mavfie Fest 2008 (Malang Video Festival 2008) lho? Dan sudah ditayangkan di CRTV Malang dan JTV Surabaya. Juga dijadikan bahan diskusi komunitas indie label dan di putar di salah satu mall di Surabaya. Jangan lupa baca scenario dan tonton film Blek Siiiip sebagai refrensi anda. Paling penting tangkap pesan moralnya…salam dan doa untuk orang tua anda. Gank Blek emang siiiip…!?
Penulis

Sucipte

BLEK SIP
Story by: Sucipte Jamuhur MS
sinopsis
Kisah tiga remaja kampung yang broken home, termarjinalkan dan konyol. Cipto tofi indra dalam gank blek dengan motto siiip. Mereka sepakat untuk kabur dari rumah dan mewujudkan ambisi mereka di kota. Indra yang kalem ingin membentuk band rock terkenal, cipto yang pemarah ingin jadi pengusaha sukses dan Tofi yang feminim ingin jadi artis.
Lari dari masalah, mencari keterasingan dan membuat kecawa dan malu keluarga (blacksheep). Meninggalkan permasalahan dan orang tua mereka.
Bagaimana kisah cipto tofi indra dalam menentukan pilihan : keluarga ataukah ambisi?
“Gank blek emang siiiip…”
Breakdown Karakter
Dibutuhkan kira-kira 24 orang karakter termasuk suara Out Screen.
Indra (rocker, gitar)
Berusia 18 tahun, ambisius, kalem, khas rocker. Ketua geng Blek, memiliki permasalahan paling berat orang tuanya yang terancam bercerai.
Cipto (dekil, topi gembala)
Berusia 18 tahun, malas, pemarah, dekil. Seorang penggembala kambing yang suka berbuat seenaknya.
Tofi (culun, boneka)
Berusia 18 tahun, feminis, sensitif, arif, culun. Seorang anak Mami single parent, serba teratur dan perfeksionis.
Nyak Cipto (OS)
Ibu Indra (OS)
Mami Tofi (OS)
Preman anak buah geng Baron
Dua pemuda pengeroyok
Beberapa anak-anak sebagai figuran. Kira-kira 15 anak.
BLEKSIP
Screen play : Sucipte Jamuhur MS
EXT. RUMAH CIPTO - SIANG
Cerita kita mulai dari seekor kambing in frame parkir di depan rumah sepi, tiba-tiba suara gaduh datang dari dalam rumah. Seorang anak yang dilempari ibunya karena tidak menurut pada orang tua, sebuah gambaran atas perlakuan sebagian anak muda terhadap orang tuanya. tertangkap ide cerita dengan judul :
BLEKSIP
(merasa berbeda/asing. Membuat malu keluarga)
INT. ATAP RUMAH TOFI - SIANG
Cast : Tofi
Tofi memanjat atap rumahnya dan mencoba bunuh diri, telihat stress dan menangis dan akhirnya terjun.
Cut to :
EXT. RUMAH CIPTO - SIANG
Cast : Cipto, Nyak, Kambing
Suara teriakan Cipto dan makian Nyaknya membuat suasana gaduh sambil jatuh bangun Cipto berlari keluar rumah dengan dilempari tutup panci beberapa kali oleh Nyaknya. Dan berlari menjauh dari rumahnya menuju rumah Indra.
Nyak Cipto (VO - teriak)
Dasar bocah sinting lu ye… pegi kagak lu… minggat…!
Cipto (berlari menuju rumah Indra)
Ampun Nyak… aduh… ampuuun…!
Kambing (melihat kejadian konyol)
Mbeeeeeek…!?
EXT. RUMAH INDRA - SIANG
Cast : Indra, Cipto, Preman 1
Suara piring pecah terdengar. Ibu dan bapaknya bertengkar (VO) Indra keluar membanting pintu rumah.
Ibu Indra (VO)
Pokoknya aku minta cerai mas…!
Ah…terserah…eh indra, mau kemana kamu?
Indra keluar rumah. Dua orang preman mendatangi Indra menagih utang dan memukul wajah Indra. Cipto mencoba membantu.
Preman (mengancam)
Eh…besok sore nggak bayar. Awas kamu…! (langsung pergi-Cipto datang)
Cipto
Eh…apa-apaan nih…!? Kamu nggak apa-apa Ndra? Beneran? Itu, Geng Baron nagih utang lagi ya? Makanya lu harus bayar utang Ndra. Kalo nggak…ngeeek, mati kita!?
Indra (kesakitan)
Besok sore! Men…Bayar utang gimana, ortuku aja mau cerai. Itu masalah uang juga men…? Akh…minta bantuan Tofi aja!? Yuk…!?
Cipto (membentak)
Ah Terserah lah! Gitar mereka rusak gara-gara lu kan!?
Cut to :
INT. RUMAH TOFI - SIANG
Cast : Tofi, Mami
Tofi masih di atap rumah, ingin bunuh diri. Stress. Melompat, tiba-tiba Tofi terbangun dari tidurnya dalam kamar.
TOfi
Mami…!
Mami Tofi (VO)
Tofi sayang…?
Tofi
Aku mau bobok Mi…!?
Suara kucing dan suara kambing memanggil, Tofi melihat keluar jendela.
Indra&Cipto
Mbeeek…meoong…Tofi…!? Keluar yuuk…!?
Tofi melempar tali dari kasur. Keluar lewat jendela, cepat mengajak kedua temannya berlari pergi dari rumah ke suatu tempat. (free memory)
Cut to :
EXT. POSKAMLING - SIANG
Cast : Indra, Cipto, Tofi
Si rocker, si culun dan si dekil (geng Blek) satu persatu duduk di atas deuker dengan lesu tanpa semangat dengan wajah murung.
Cipto
Masa? gara-gara nggak kasi makan kambing gua, si blek itu. Nyak sampe nyuruh gua minggat dari rumah? Pake dilempar panci lagi. Huh…!
Indra
Aku juga! Bapak sama Ibuku perang dari tadi malem, ribuut terus. Ibuku sampe minta cerai. Mana utangku harus dibayar besok. Kamu ada uang lima ratus ribu nggak men?
Tofi (meratap sedih)
Lima jeti juga ada… tapi dengan syarat aku harus kasi izin Mamiku kawin lagi. Apa kata temen-temen yang laen? mami papiku jago kawin! Batinku sakit. Sakit. Apa mending aku bunuh diri aja ya…?
Cipto (mendorong kepala Tofi)
Aah…Jangan begok lu? Hari gini mau bunuh diri! Ato gini aja. Rencana Indra kemaren gimana? Bagus tuh kayaknya?
Indra
Siiip dong men. Jadi kamu mau ikut kabur juga!? Kalo kamu gimana Fi…?
Indra&Cipto bengong menunggu Tofi menjawab Tofi
Tofi (mainin kuku jarinya)
Tai kambing campur bubur…aku…aku…aku… mending ikutan kabur…!
Cipto
Naaah…gitu dong…! Siiip…awas lu mau bunuh diri lagi. Gua matiin duluan lu…!?
Indra (mengacungkan jempol)
Naaah…gitu dong men…! Geng blek emang siiip men…! Tos dulu men…tos…!?
Setelah sepakat (tos) mereka beranjak lagi satu persatu tampak bersemangat. Berjalan berpencar kearah tiga jalan berbeda.
Cut to :
PINTU KELUAR GANG - PAGI
Cast : Cast : Indra, Cipto, Tofi, anak-anak
Keesokan Harinya ketiganya tampil dalam satu frame tempat berbeda. (Slowmotion)
Pause(Sound effect DJ)
Indra
Pokoknya ntar di kota, aku harus bikin band rock papan atas…
Cipto (VO)
Endah banget dah, gua bisa jadi boss, minimal direktur lah
Tofi (VO)
Asiiik…bisa jadi artis…
Mereka bertiga kembali lagi ke tempat yang sama tapi dengan kostum yang berbeda dengan menggandeng tas ransel yang penuh sesak. Cipto (F.S) dengan baju hitam tanpa lengan, celana pendek dan sandal jepit, Indra berpakaian khas rocker dengan slayer dengan menenteng gitar kesayangannya dan si Tofi dengan pakaian rapi dengan boneka, tas ransel dan koper.
Cipto (melihat Tofi sepele)
Hehe…mau ngungsi lu Fi?
Tofi (melihat Cipto agak jijik)
Cuapek deeh…La, kamu mau nambah gembel di kota?
Cipto
Kalo gini kan teroris nggak niat culik gua? Ye nggak Ndra?
Tofi
Uuuh… cakep aja nggak ada yang nafsu! Apalagi Rustamlubis gitu!
Cipto
Rustamlubis…ye emang…konglomerat…apaan tuh…?
Tofi
Rusak - Tampang - Luar biasa…! Haa…haa…
Cipto (tampang narsis)
Hehm… becanda lu…? Nih liatin nih…?
Indra
Yeah…perfect…Tofi pengungsi, Cipto gembel dan aku pengamen, geng blek emang siiip! Jreng…jreng (petikan gitar).
Indra (VO)
Bikin band rock papan atas…
Tofi (VO)
Asiiik…bisa jadi artis…
Cipto (VO)
Endah banget dah, gua bisa jadi boss, minimal direktur lah
Anak (menunjuk-pergi)
Gila…
Anak-anak bengong melihat mereka, berbisik. Cipto mengusir mereka menertawakan-berlari. Geng Blek berdiri sejajar menghadap jalan (CU – flash back VO)
EXT. PERJALANAN / PAGI
Cast : Indra, Cipto, Tofi, anak-anak, pak tua
Perjalanan geng blek menuju stasiun dirangkum dan divisualisasikan di sebuah lagu yang ceria (SFX Pagi, Calypso Band) dalam beberapa shot sebagai sub plot, bertujuan memperkuat informasi dan pendalaman karakter menggambarkan petualangan, persahabatan, kegilaan/banyol :
Menuruni tangga
Tofi membawa semua barang
Indra dan tofi berkaca, cipto lupa lalu kembali berkaca.
Cipto dan Indra tergoda dua orang cewek bahenol kecuali TOfi. Telinga Cipto dan Indra ditarik Tofi.
Cipto dan indra main bola kecuali tofi
Giliran tofi main tengklek sendiri dengan anak cewek.
Berjalan di atas jembatan. Tofi ketakutan dan dipaksa berjalan oleh Cipto dan Indra.
Sholat dan berdoa di pinggir sungai
Meleweti jalan raya
Nampang di depan warung kelaparan lalu diusir pemiliknya.
Hormat bendera.
cut to
EXT. MUSHOLLA DEKAT STASIUN - SIANG
Cast : Indra, Cipto, Tofi, maling, 2 orang pemuda
Setelah lama berjalan mereka terlihat sangat lelah di bawah terik matahari. Indra menyarankan untuk istirahat sejenak menunjuk sebuah musholla, mereka buru-buru menyerbu WC.
Indra (kepanasan)
Hey men. Kita istirahat yuk…!
cipto
iya yah, Lagian stasiun udah disitu tuh…!
Tofi (kebelet)
Ho oh – ho oh, aku juga udah kebelet pipis nih!
Mereka melepas barang bawaan mereka di sudut musholla dan memasuki WC musholla untuk cuci muka. Cipto pertama keluar dari WC dikagetkan oleh orang berlari membawa salah satu tas mereka. Spontan Cipto meneriaki maling dan mengejarnya.
Cipto (mengejar maling)
Woy…woy…maling lu…berhenti…!
Disusul Indra (SFX rock) yang keluar untuk mengejar lalu Tofi (SFX dangdut) di belakang. Setelah Cipto lewat dan maling berbelok-belok dibeberapa gang. Tanpa sengaja Indra menabrak dua orang pemuda. Tersungkur di atas tanah kakinya keseleo dan menunjuk kearah Cipto yang sedang mengejar maling untuk ikut mengejar.
Indra (mengerang sakit)
Akh… shit…eh maling tu… kejer…mas…
Tofi
Aduu du duuuh…Ndra …nggak apa-apa kan…?
Indra
Akh… jangan pikirin aku men. kejer aja tu maling… kejer…!
EXT. GANG / SIANG
Cast : Indra, Cipto, Tofi, maling, 2 orang pemuda
Tofi menyusul Cipto dan kedua pemuda tadi untuk mengejar malingnya dan tanpa diduga kedua pemuda itu malah sedang mengeroyok Cipto yang tersungkur di tanah. Tofi mencoba menghentikan pengeroyokan.
Tofi
Waduh mami…eh… bukan dia malingnya… bukan…
Pemuda satu
Waduh… bukan ya…salah ya? Maaf mas… maaf…
Cipto (berdiri marah memegang wajah)
Makanya liat-liat orang dong?
Pemuda dua (menunjuk Indra)
Temenmu yang itu nunjuk kamu malingnya!?
Pemuda satu
Habis…tampangmu kayak copet gitu…? Udahlah pergi yuk…?
Tofi (panik)
Kamu nggak apa-apa kan…!?
Cipto (marah)
Nggak apa-apa dari hongkong! Nggak liat muka gua kayak kambing congkek gini? (to: Tofi).
Sengaja lu ya, mau bikin gua celaka…!? (to: Indra)
Cipto berjalan menuju Indra yang sedang bersandar menahan sakit kakinya. Menatap sinis dan mendorong dada Indra, Lalu Tofi memapah tubuh Indra kembali menuju musholla.
cut to
EXT. GERBANG MUSHOLLA
Cast : Indra, Cipto, Tofi
Mereka bertiga terkejut bukan main setelah melihat sudut musholla kosong tanpa ada satupun barang mereka ada di tempat itu. Spontan tubuh Indra yang sedang dipapah Tofi dilepaskan begitu saja karena terkejut. Indra terjatuh.
Tofi (terkejut melepas indra terjatuh)
Mamiii… si Dewa kemana…?
Indra (tertidur diatas trotoar)
Oh God…! Gita…Gita… kemana kamu Gita…!
cut to
EXT. WC MUSHOLLA - SIANG
Cast : Indra, Cipto, Tofi
Di dekat WC musholla mereka duduk lemas dengan wajah sedih. Cipto marah-marah pada Indra dan menunjuk mukanya.
Cipto (marah)
Ini semua salah lu Ndra…lu yang bikin gua babak belur kayak gini nih, barang-barang kita ilang, dikejer-kejer preman. Sial gua bareng lu…!
Indra (bantah)
Eh ngomong apa kamu? Kita kan udah sepakat…!
Cipto
Sepakat pala lu bejat…ide lu kan buat kabur. Pengecut lu…!
(CU) Tofi (menengahi)
Aaahh…udah…udah…udah…kenapa kalian kayak anak kecil gini siiih? Mungkin kita nggak diijinin kabur dari rumah. Kabur dari masalah kita…
Mereka berdiam diri sangat terpukul saling menyalahkan marah satu sama lain. Lalu mereka merenung dan mencurahkan isi hatinya.
Indra (flashback VO Ibu: “pokoknya aku minta cerai”)
Kasian Ibu dan Bapak! Kita seharusnya nggak jadi black sheep begini! Jadi anak durhaka sama orang tua. Kualat kita? belum sempet kita bales jasa-jasa mereka! Eeh…Kita malah nambah masalah…?
Tofi (sedih)
Mami terlalu manjain aku. itu juga demi kebaikan aku juga kan? karena mereka sayang banget sama aku!?
Cipto
Bener juga lu…Biar Nyak keras ama gua. tapi mereka sayang ame gua?
Indra
Apa aku harus biarin Ibu Bapakku cerai? Tanpa aku coba bikin mereka damai? Aku emang egois, aku pengecut men…!
Tofi
Antara kita betiga cuma masalahmu yang paling gawat Ndra. Kamu harus cegah ibu bapakmu cerai. Kita seharusnya nggak kabur. jadi black sheep…!
Indra
iya. Jangan sampe kita nyesel, suatu hari nanti kita pulang. cuma untuk menghadiri pemakaman orang tua kita aja men…!
Nyak-Babe, Ibu-Bapak, Mami-Papi… Malaikat-malaikat itu nunggu kita dirumah. Mereka malaikat-malaikat kita men…!?
Cipto (marah)
Aah banyak bacot lu…
(eh cip…tunggu…)
Cipto bangun dari duduknya melangkah kesal menuju rel kereta api. Tofi dan Indra mengikuti.
Cut to
EXT. STASIUN KA / SIANG
Cast : Cipto, Indra, Tofi
Mereka berdiri dan berjalan-jalan di stasiun kereta api dengan perasaan bimbang. Kereta api sudah berjalan tapi mereka masih berdiri mematung.
Cipto (Indra, Cipto dan Tofi bengong)
Jadi pada kabur nggak ni…?
Indra (memeluk Cipto)
Maafin aku men…!?
Cipto
Ya… gua juga? Trus utang lu ama preman-preman itu gimana? Lu juga Fi, lu mau Mamimu kawin lagi?
Indra
Peduli setan sama preman. keluargaku prioritas men. Mereka nggak boleh cerai. Lagian kalo kita nggak bayar sampe ntar sore sasarannya orang tuaku juga kan?
Tofi
Aku juga egois. Mami juga butuh kesenangan, kebahagiaan, udah lambret aku single parent.
Cipto
Jadi, lu ngizinin Mamimu kawin lagi nih?
Indra
Berarti kamu bisa Bantu aku dong men? Tengkyu men…tengkyu…men Alhamdulillah…kamu emang my best friend. Ayo… pulang…!
Nyak sayang…
Mereka Tertawa saling menatap satu sama lain dan tersenyum mengangguk mantap (SFX) berdiri dan melangkah untuk kembali menuju kampungnya. Tertawa riang bergandengan/merangkul. (In Frame - Over Solder ) Anak kecil laki-perempuan kakaknya membawa gitar dan memakai topi gembala dan adik perempuan membawa boneka (Dewa) setelah geng blek jauh berjalan.
Fade to black.
EXT. JALAN - SIANG
Cast : Indra, Cipto, Tofi
Cipto
Eh…ngomong-ngomong bleksip itu apaan ya? Si Blek kambing gua itu?
Tofi & indra
Hahahaha…
Cipto
Apaan emang…?
Black screen - Mendengar pertanyaan Cipto, Indra dan Tofi tertawa terpingkal-pingkal - kereta api berjalan sebagai latar
pada saat itu juga
Fade to black
SFX (Pagi by Calypso)
RUMAH CIPTO - SORE
Black Screen (credit title)
OST pause - inframe
Cipto
Nyaaak… anakmu yang cakep ini pulang nyaaak…!
Nyak (VO)
minggaaaaat…! Plang…! (suara tutup panci dilempar mengenai kepala)
Cipto (VO)
aduuuh…!
Si blek kambing (VO)
mbeeeeeek…!
SFX continue-credit title
~di en men~
etnic



etnic


surga pecah...inilah little beautiful paradise. pecahan surga itu terjatuh di salah satu pulau kecil di Indonesia. bayangkan kamu berada di suatu tempat yang beraura mistis. dimana ada ketinggian, gunung, negeri awan, danau luas dimana kamu bisa memancing ikan, ada air terjun, pemandian air panas, ada padang savana, sunset&sunrise full everyday. wuiiih...

penasaran dimana tempat itu?

datang saja ke pulau lombok, di gunung rinjani di 'danau segara anak'